Monday, 10 December 2018

Kasus pemerkosaan siswi sekolah dasar

Kasus pemerkosaan siswi Sekolah Dasar (SD) di Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung viral di media sosial.
Pelaku berinisial Bs (33) sempat kabur setelah melampiaskan hasratnya. 
Berita viral pemerkosaan anak dibawah umur ini pun menjadi perhatian kepolisian.
Setelah melakukan penyelidikan, tim gabungan Polsek Belinyu dan Polsek Air Gegas, berhasil meringkus pelaku pemerkosaan berinisial Bs (33)
BS ditangkap di camp Tambang Inkonvensional (TI) Desa Bencah Kabupaten Bangka Selatan, Sabtu (8/02/2019) siang.
Penangkapan Bs tersebut menyita perhatian warga dan penambang setempat.

Sebelumnya, foto Bs yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan anak dibawah umur sempat viral di media sosial dan sejumlah grup WhatsApp (WA).
Setelah diinterogasi, pelaku digelandang ke Polsek Air Gegas sebelum akhirnya diserahkan kepada pihak Polsek Belinyu.
Kapolsek Air Gegas IPTU Amri membenarkan adanya penangkapan terduga pelaku pemerkosaan anak di bawah umur tersebut. Diakui Amri, pelaku ditangkap di lokasi Desa Bencah, Kabupaten Bangka Selatan.
Namun Amri, belum bisa memberikan keterangan lebih detail, mengingat delik hukum dan Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang melibatkan BS terjadi di wilayah hukum Polsek Belinyu

Wednesday, 5 December 2018

Gara gara uang 350 wanita ini diperkosa dan di bunuh


Misteri pembunuhan EHA (24) yang beralamat di Ngadigunung, Windusari, Magelang dan jasadnya ditemukan di Boyolali, terkuak.
Polisi berhasil membekuk tersangka pembunuh bernama FSS alias Kenyung (19) yang merupakan karyawan salah satu toko bangunan yang sama dengan korban.
Diketahui bahwa sebelum dibunuh, tersangka sempat mengajak Eka Rakhma ke alun-alun Boyolali.
Hal itu diungkapkan Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi saat gelar perkara di Mapolres Boyolali, Senin (3/12/2018).
AKBP Aries Andhi mengatakan awalnya Polres Boyolali menyelidiki CCTV kos korban.
Diketahui sebelum ditemukan meninggal, korban dijemput oleh tersangka yang menggunakan motor Vario silver AD 3951 NW.
Kronologinya, pada Sabtu (1/12/2018) malam pelaku mengajak korban pergi ke Alun-alun Boyolali.
Tetapi kemudian pindah tempat ke kawasan Kemiri.
"Saat itu dari pengakuan tersangka, si korban curiga karena jalur yang dilewati adalah jalur tak semestinya," terangnya.
Menurutnya saat di tengah perjalanan, Kenyung dengan sengaja menjatuhkan kendaraannya. Setelah itu pelaku membekap korban hingga tak sadarkan diri.
"Dibekap hingga kehabisan oksigen dan lemas," terang AKBP Aries Andhi.
Menurut Kapolres AKBP Aries Andhi, pelaku juga sempat melakukan tindakan tak senonoh kepada korban sebelum ditinggal di ladang.
Korban pun ditemukan esok paginya, Minggu (2/12/2018) oleh warga yang melintas.
Terkait motif pembunuhan, ujar Kapolres, karena urusan utang piutang.
"Ada urusan utang di toko itu. Pelaku punya utang dengan korban. Pembayaran kurang Rp350 ribu dari total Rp1 juta. Pelaku dan korban satu karyawan di toko bangunan yang sama," ujar dia.
Kapolres menjelaskan, 10 jam setelah penemuan jasad Eka, Polres Boyolali berhasil menangkap Kenyung yang sedang berada di depan kamar mayat korban.
Menurutnya barang bukti yang berhasil ditemukan di antaranya helm merah, jaket merah, baju motif garis, celana dalam putih, bra, jilbab, sandal dan tanktop.
Menurut Kapolres, pelaku terancam pasal 340 KUHP dan atau pasal 338 KUHP, dan atau 365 ayat 3 KUHP jo 285 KUHP.
"Ancaman maksimal hukuman mati," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan tanpa identitas ditemukan tewas di pinggir ladang di wilayah Dukuh Banjarsari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Minggu (2/12/18) pagi.
Saat ditemukan oleh Sunardi, seorang warga Banjarsari RT 02 RW 01 Kelurahan Kemiri, mayat tersebut masih mengenakan pakaian lengkap yakni jaket parasut merah, celana panjang, kaos motif lurik, berjilbab dan menggunakan helm.
Dia menemukannya saat berangkat ke ladang sekitar pukul 05.30. Mengetahui terdapat mayat tergeletak di ladang, dia memanggil warga lain untuk melaporkan ke Polsek Mojosongo.
Mendapat laporan tersebut, Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dipimpin Kasat Reskrim Polres Boyolali, Polsek Mojosongo bersama dokter Puskesmas Mojosongo, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), dan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Boyolali mendatangi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Willy Budiyanto mengungkapkan, identitas mayat tersebut bernama Eka Rakhma Apriliyanti Ifada (24), beralamat di Ngadigunung, Windusari, Magelang.
Hasil pemeriksaan awal, petugas tidak menemukan tanda-tanda adanya penganiayaan pada tubuh korban.
"Sepintas yang kami ketahui dari luar tidak ada luka-luka. Namun, pada daerah vagina terdapat luka arah jam 6," ungkap AKP Willy.
Saat ini, jenazah perempuan itu dibawa ke dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk dilakukan autopsi.
Petugas masih menunggu hasil autopsi untuk menguak penyebab korban meninggal.
"Kami belum tahu autopsinya dilakukan kapan. Nanti dokter yang memastikan penyebab kematiannya," terangnya.
Dia menduga perempuan tersebut merupakan korban pembunuhan. Namun, petugas belum mengetahui lokasi pembunuhannya. Diperkirakan, TKP hanya tempat pembuangan mayat.
"Motif pembunuhannya masih kami dalami. Smentara, pengakuan tersanga karena dia kesal ditagih hutang," bebernya.
Saat ini tersangka diamankan oleh petugas Sat Reskrim Polres Boyolali. (*)

Monday, 3 December 2018

Viral...!!! Bocah pengungsi palu ini di perkosa

Oknum "predator" seksual di Makassar berinisial IN (14) tega memperkosa SH, bocah berusia 7 tahun yang sedang mengungsi karena bencana gempa dan tsunami di Palu.

IN saat ini telah diamankan polisi. Dari hasil pemeriksaan sementara, IN melakukan pemerkosaan usai mabuk karena menghisap lem.
Berikut fakta terkait kasus tersebut.
1. Polisi memastikan korban adalah pengungsi bencana alam
Kepala Polsekta Biringkanaya Kompol Anugraha memastikan, SH adalah pengungsi korban bencana alam dari Kota Palu.
“Pengungsi dari Sulteng ke Makassar secara resmi ditangani Pemerintah Provinsi Sulsel ditampung di Asrama Haji, Sudiang, Makassar. Korban apakah terdata atau tidak, kita akan cek. Karena lokasi korban berada di luar Asrama Haji Sudiang dan berada di kompleks BPS,” katanya, Selasa (16/10/2018).
Nugraha mengungkapkan, banyak korban pengungsi bencana di Sulteng yang berada di Kota Makassar tidak terdeteksi.
Baca Juga: Polisi Pastikan Korban Pemerkosaan di Makassar adalah Korban Gempa Palu
2. Korban sempat melawan sebelum diperkosa hingga dua kali
Setelah mendapat laporan atas kasus perkosaan terhadap SH, polisi segera meringkus IN. Sebelumnya, sempat tersiar kabar pelaku perkosaan berjumlah tiga orang.
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, AKP Diarits Felle dalam konferensi persnya, Rabu (17/10/2018) mengatakan, hanya tersangka IN (14) yang melakukan pemerkosaan terhadap SH (7) yang masih duduk di bangku kelas 1 SD di Kota Palu.
Diarits menjelaskan kronologi kasus tersebut.
Saat berjalan kaki ke rumah keluarganya di kompleks Bumi Permata Sudiang (BPS), pelaku melihat korban sedang berjalan bersama sahabatnya berinisial B.
Tiba-tiba, muncul pikiran cabul tersangka melihat SH dan menyusun rencana. IN kemudian mendatangi SH dan menyuruh sahabatnya B pulang.
"Setelah B pergi, tersangka kemudian membawa korban ke salah satu rumah kosong di kompleks BPS yang tak jauh dari rumahnya. Di rumah kosong itulah, tersangka melampiaskan nafsu bejatnya terhadap korban,” jelas Diarits.
SH sempat melakukan perlawanan, lanjut Diarits, namun kalah kekuatan hingga akhirnya diperkosa sebanyak dua kali oleh IN.
“Atas perbuatannya, tersangka diancam pasal 81 Juncto pasal 76 D atau pasal 82 Juncto 76 E UU Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan Perpu nomor 1 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara atau setengah hukuman orang dewasa,” tegasnya.
Polisi: Pelaku Pemerkosaan Anak Korban Bencana Sulteng Hanya Seorang
3. Pelaku buta huruf dan pecandu isap lem
Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, Andi Tenri Palallo mengungkapkan, IN tidak bisa membaca alias buta huruf dan kecanduan menghisap lem.
“Tersangka melakukan perbuatan terkutuk itu dalam pengaruh mabuk lem. Saya sudah interogasi sendiri. Tersangka juga buta huruf, tidak bisa baca tulis,” kata Tenri, Rabu (17/10/2018).
Selain itu, Tenri mengaku sudah berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar.
“Saya sudah berkoordinasi dengan polisi untuk menyelidiki kasus ini lebih jauh. Apalagi tersangka buta huruf, tentu membuat penyidik kewalahan. Selain koordinasi pihak kepolisian dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak), kami juga bekerjasama dengan Dinas Sosial soal masalah sosial tersangka,” tambahnya.
Baca Juga: Pemerkosa Anak Pengungsi Sulteng di Makassar Pecandu Isap Lem
4. Tindakan antisipasi Wali Kota Makassar cegah perkosaan
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto memerintahkan RT, RW, hingga kecamatan untuk mendata ulang pengungsi yang ada di wilayah mereka.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian pemerkosaan yang menimpa anak korban bencana di Sulteng yang mengungsi di Kota Makassar. Makanya, saya sudah perintahkan semua instansi terkait, terutama RT/RW, lurah dan camat agar melakukan pendataan ulang korban bencana yang mengungsi di Makassar,” kata pria yang akrab disapa Danny itu, Rabu (17/10/2018).
Danny mengungkapkan, setelah mendata seluruh pengungsi dari Sulteng yang berada di Kota Makassar, para camat, lurah, RT/RW wajib mengamankan korban bencana.
“Mereka harus intens melakukan komunikasi dan membantu para korban. Nanti saya akan minta semua laporannya di grup WhatsApp. Nanti juga kami akan bahas dengan instansi terkait pengungsi Sulteng yang ada di Kota Makassar,” tandasnya.

Pemuda ini mengajak 4 temannya untuk memperkosa pacarnya

Nasib malang menimpa siswi SMA di Pagaralam, Sumatera Selatan, berinisial H (16) setelah menjadi korban perkosaan yang dilakukan lima pelaku. Ironisnya, perkosaan itu atas perintah pacarnya sendiri yang turut menggilir korban.

Setelah mendapat laporan korban, polisi meringkus para pelaku. Mereka adalah pacar korban berinisial IK (19), dan empat temannya, yakni BG (22), PB (22), RV (18) serta ND (22).
Perkosaan berawal saat korban dijemput pacarnya untuk menonton orgen tunggal di Desa Lekung Daun, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam, Minggu (18/11) malam. Ketika itu, para pelaku menenggak minuman keras.
Pelaku juga mencekoki korban dengan minuman beralkohol hingga mabuk berat. Melihat korban tak berdaya, IK membawanya ke rumah kontrakan yang tak berpenghuni. Di sanalah, korban diperkosa oleh IK yang tak lain adalah pacarnya sendiri.
Setelah itu, IK mengajak empat temannya untuk turut menikmati tubuh korban. Terjadilah perkosaan terhadap korban secara bergilir oleh lima pelaku.
Usai kejadian, korban yang mulai tersadar melarikan diri dengan cara melompat dari jendela. Tak lama kemudian, dia diselamatkan warga dan akhirnya melapor ke polisi.
Kapolres Pagaralam AKBP Tri Saksono mengungkapkan, para tersangka sudah mengakui perbuatannya. Empat tersangka beralasan nekat memperkosa atas ajakan dan perintah pacar korban.
"Lima tersangka sudah ditangkap termasuk pacar korban. Pacar korban ikut memperkosa dan orang yang mengajak para temannya," ungkap Tri saat dihubungi merdeka.com, Kamis (29/11).
Dia mengungkapkan, saat perkosaan terjadi ada beberapa tersangka yang melakukannya lebih dari satu kali. Meski korban sudah tak berdaya, pelaku tetap meminta jatah lebih.
"Ada yang satu kali. Pacar korban sendiri memperkosa dua kali, ada beberapa temannya juga begitu, dua kali juga," ujarnya.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana 15 tahun penjara. Barang bukti disita satu unit sepeda motor yang digunakan untuk menjemput korban dan beberapa pakaian.
"Korban saat masih syok berat, kita dampingi psikolog agar tetap kuat dan bisa diambil keterangan," pungkasnya.