Kisah guru cantik di Pekanbaru, sering dirayu siswa, siswa tanya soal hal pribadi, dan trik para guru cantik ini menghadapi siswa yang cari perhatian (caper).
Ada beberapa guru cantik yang sempat diwawancarai Tribunpekanbaru.com, dan Sempena Hari Guru Nasional 2018, ini satu kisah yang manjadi fenomena saat ini.
Pahlawan tanpa tanda jasa, setidaknya itulah gelar yang diberikan kepada guru.
Menjalani profesi sebagai guru pada zaman sekarang ini, guru harus melek teknologi.
Selain untuk menghadapi siswa yang juga melek teknologi, juga untuk meningkatkan kualitas pribadi guru dan kualitas mengajar.
Khusus guru muda perempuan yang umurnya tidak terpaut jauh dari siswa, memiliki sisi lain dari guru lainnya.
Kadang kala, guru muda perempuan dan cantik kerap mendapat rayuan dari siswanya.
Menghadapi rayuan siswa itu, ada yang senyum-senyum saja tanpa menanggapi, dan ada juga yang menanggapi dengan candaan.
Seorang guru muda, Rini Aryati (ig: @riniayt92), dalam menjalani profesinya sebagai guru Bahasa Inggris di SMA, ia kerap berinteraksi dengan internet dan kadang kala juga menghadapi rayuan siswa karena ada juga siswa yang cari perhatian (caper).
"Saya senyumin saja kalau ada siswa yang caper. Selain itu, ada juga siswa yang rada merayu dengan banyak tanya soal pribadi saya. Kadang saya senyumin dan kadang saya candain saja. Selain itu, sebagai guru muda saya juga harus melek internet. Baik untuk mengawasi siswa dalam penggunaan internet, juga untuk meningkatkan kualitas mengajar saya. Kadang saya sering nonton video mengajar guru-guru internasional di youtube," ungkap Rini.
Siska (ig: @siskafebrian) juga guru muda dan cantik. Dalam menjalani profesinya sebagai guru fisika di SMA, ia akrab dengan semua siswa.
Ia menganggap siswa adalah sahabat, sehingga ia lebih mudah untuk mengawasi siswa.
Baik dalam belajar maupun dalam pergaulan dan penggunaan internet.
"Saya menganggap siswa sebagai sahabat, kadang kala siswa ada yang curhat kepada saya. Baik soal pergaulan muda mudi maupun lainnya. Dari itu, saya mudah mengawasi mereka. Sesuai dengan perkembangan zaman, saya juga harua melek internet dan plus minusnya internet, atau seputar dunia maya dan media sosial (medsos). Kadang saya juga baca buku digital dan download keperluan guru untuk mwningkatkan cata mengajar di internet," ungkap Siska.
Sering Tanya Soal Hal Pribadi
Banyak fenomena yang dihadapi guru muda dan cantik dalam menjalani profesinya.
Satu di antaranya dirayu siswa, karena jatak umur siswa dengan guru yang tidak berbeda jauh.
Selain itu, guru muda juga harus melek internet, selain untuk mengawasi siswa juga untuk meningkatkan kualitas pribadi dalam mengajar.
Irmaysari (ig: @rmaisari) misalnya, ia pernah dirayu siswa saat pertama kali ia menjadi guru.
Ada beberapa siswa yang suka tidak fokus dengan pelajaran, dan siswa itu sering bertanya tentang pribadinya.
"Ada siswa yang tidak fokua denhan pelajaran, yang ditanya selalu hal-hal pribadi saya. Kadang saya abaikan saja, kadang saya ingatkan bahwa saya adalah gurunya. Saya biasa-biasa saja, karena saya anggap mereka anak-anak yang suka cari muka dengan gurunya," ungkap Irma.
Sebagai guru muda, kata Irma, juga ada tantangan tersendiri, ia harus belajar menjadi guru yang tahan banting, karena ada beberapa siswa yang keceplosan.
Ia juga dituntut untuk lebih kreasi, agar bisa menjadi guru yang inspiratif, inovatif dan motivatif.
"Menjadi guru muda itu asik, saya jadi faham, setiap peserta didik beda-beda karakter. Karakter disini maksudnya cari muka sama bu gurunya. Itu yang yang kadang bikin saya senyum-senyum," jelas Irma.
Sebagai guru, ia juga harus melek internet, karena ia sering mencari materi pembelajaran dari internet.
Juga menambah pengetahuan tentang tehnik mengajar dari internet.
"Misalnya, ada materi pelajaran yang saya minta siswa mendapatkannya di internet, dan kemudian di bahas bersama di kelas," tutut Irma.
Siswa Sering Memuji untuk Merayu
Yocha Lussyana Yusra (ig: @yochalussyana), fenomena yang dihadapi guru muda dan cantik satu ini dalam menjalani profesinya sebagai guru, ia juga pernah dirayu siswa.
Bentuk rayuan itu berupa pujian, dibilang cantik, dibilang mirip artis, dan dibilang tambah langsing.
"Rayuan itu masih dalam batas wajar seperti memuji. Palingan saya ucapkan terima kasih, sehingga siswa itu merasa dihargai dan merasa lingkungan sekitar terasa bersahabat. Terkadang tersenyum saja dan ucapkan terima kasih," ungkap Yocha.
Bagi Yocha, tantangan menjadi guru muda itu, selain menghadapi rayuan siswa, juga menghadapi kecenderungan siswa yang kurang hormat atau memandang guru yang lebih tua lebih ditakuti.
Kadang juga menghadapi pandangan sebelah mata dari guru senior maupun siswa sendiri.
"Walaupun begitu, menjadi guru muda itu asik, karena mampu secara cepat memahami kondisi siswa, dan siswa lebih mudah saya dekati dengan adaptasi dan cara berkomunikasi yang tidak terlalu monoton atau formal, sehingga siswa lebih nyaman berinteraksi dan bersosialisasi. Selain itu, pola pengajaran pun lebih inovatif dan aktif, sehingga mampu mengimbangi kebosanan siswa ketika proses belajar mengajar," jelas Yocha.
Sebagai guru dan masih muda, ia juga harus melwk teknologi dan akrab dengan internet.
Selain untuk memantau perkembangan dunia, juga memantau perkembangan bahan ajar agar bisa berinovasi dan up to date.
"Saya juga sering membaca buku melalui smartphone, karena keterbatasan bahan bacaan cetak. Kadang juga menganalisa dan menelaah teknik mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas," tutur Yocha.
Tidak Saya Masukan ke Hati
Sebagai guru muda dan cantik, Ninna (ig: @niinna03) juga menghadapi berbagai fenomena dalam menjalani profesinya.
Baik itu dirayu siswa maupun akrab dengan internet untuk mengawasi siswa dan meng-update ilmu mengajar.
"Namanya juga siswa, anak muda yang sedang puber, melihat gurunya cantik, ya pasti dirayu. Tapi saya tidak masukan ke hati dan saya anggap mereka adalah adik saya, dan saya mengarahkan mereka. Kadang mereka juga menjahili saya, ya saya anggap adik saya saja yang menjahili," ungkap Ninna.
Fenomena lainnya yang dihadapi Ninna adalah tantangan menjadi guru muda.
Sebagai guru muda ia harus sabar, karena dalam proses kegiatan belajar semua siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, dan ia harus bisa sabar dan melakukan pendekatan dengan setiap karakter yang berbeda tersebut.
Perkembangan teknologi kadang membuat siswa sibuk dengan smartphone, sehingga terkadang malas dalam belajar. Sebagai guru ia harus bisa mengarahkannya.
"Saya suka dengan anak-anak. Jadi saya enjoy saja dalam proses belajar dan pastinya dengan lingkungan sekolah. Saya juga juga harus akrab dengan internet untuk kebutuhan mengajar. Bagi saya, ilmu itu bukan hanya di satu buku tetapi banyak ilmu yang bisa diambil dari mana saja, satu di antaranya dari internet," jelas Ninna.
Tanggapi Rayuan dengan Gurauan
Sebagai guru muda dan cantik, mengajar pula di sekolah menengah atas, membuat guru muda harus menghadapi hal.
Mulai dari rayuan siswa hingga tantangan menjadi guru profesional dan melek teknologi.
Seorang guru muda dan cantik, Risna (ig: @risnawati_21) pernah dirayu siswanya, walau ia tak pernah membayangkan akan digoda oleh siswa.
"Dirayu sudah pasti karena umur saya yang masih muda, apalagi saya belum nikah. Membayangkan bakal digodain siswa saya tak pernah. Kalau digoda, saya bawa bergurau saja, kalau dibl kelas bisa bikin suasana kelas lebih menyenangkan," ungkap Risna.
Sejalan dengan itu, bagi Risna, tantangan menjadi guru muda adalah harus memiliki kesabaran dan komitmen yang tinggi dalam membangun image di depan siswa.
Hal ini agar siswa tidak menyepelehkan guru muda, karena sisqa beranggapan guru muda bisa dibandingkan dengan umur mereka.
"Namun, menjadi guru muda itu juga asik, karena siswa bisa bergaul dengan saya. Siswa menganggap saya seperti teman ataupun sahabat atau kakak mereka. Jadi, siswa tidak sungkan untuk curhat dan menjadikan saya sebagai sahabat. Ini terjadi karena siswa berfikir saya pernah mengalami masalah seperti mereka dan mereka tak segan buat minta pendapat atau saran kepada saya," jelas Risna.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kata Risna, ia juga sering bahkan setiap hari menggunakan internet.
Internet sudah menjadi kebutuhan, karena kadang siswa tidak terlalu suka membaca buku atau punya buku, dan anak SMA sekarang ada tugas pasti langsung cari di internet.
Ia sebagai guru juga tak boleh ketinggalan zaman karena penggunaan internet zaman sekarang sudah lumrah.
"Saya menggunakan internet untuk mendapatkan referensi mengajar. Ketika buku tak ada, maka saya menjelaskan materi kepada siswa melalui smartphone. Kadang saya mengajar juga saya selingi dengan penampilan video atau gambar menggunakan proyektor," tutur Risna. (*)
0 komentar:
Post a Comment